BERITABANJARMASIN.COM - Menjelang Pemilu 2019 mendatang, masyarakat Indonesia dibuat terkejut dengan kotak suara berbahan kardus untuk menggantikan bahan alumunium.
Polemik 'kardus jadi kotak suara' ini menuai kontroversi di masyarakat.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Kalsel Muhammad Erfa Redhani turut angkat bicara terkait polemik ini.
Menurutnya, kotak suara merupakan salah satu alat atau sarana dalam pelaksanaan pemilu yang sangat penting. Sebab, setiap suara dari rakyat yang memilih dimasukkan ke kotak suara. Artinya, kunci pemilu salah satunya adalah pada suara yang dimasukkan dalam kotak.
"Kotak suara itu harus menjamin bahwa surat suara yang dimasukkan itu aman dari bahaya apapun, baik rusak maupun dalam bentuk kecurangan," ungkap Erfa kepada wartawan BeritaBanjarmasin.com, Senin (17/12/2018).
Dosen Fakultas Hukum Uniska ini berujar penggunaan bahan kardus untuk dijadikan kotak suara sah-sah saja asalkan terjamin keamanannya. "Sebenarnya tidak masalah jika mau menggunakan kardus atau alat apapun,
tapi harus menjamin aman," terangnya.
Dikatakannya, kemudian yang menjadi masalah adalah bahan kardus yang mudah rusak. Kalau mudah rusak berarti mudah juga "dirusak". Artinya ada potensi kecurangan yang mudah dilakukan. "Suara masyarakat itu adalah hak konstitusional yang dijamin oleh UUD 1945. Oleh karena nya harus dijamin aman agar hak warga negara itu tidak tercederai," paparnya.
Kalaupun memaksakan harus memakai kardus karena alasan anggaran, KPU harus membuktikan secara ilmiah dan realitis bahwa surat suara dalam kardus itu aman. Hal ini guna menciptakan keadilan pemilu. (puji/sip)
Posting Komentar